dunia perikanan

Kamis, 11 Februari 2016

LAPORAN PRAKTIKUM (PEMULIAAN DAN BIOTEKNOLOGI ) IKAN CUPANG



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Genetika (dipinjam dari bahasa Belanda (genetica), adaptasi dari bahasa Inggris: genetics, dibentuk dari kata bahasa Yunani γέννω, genno, yang berarti "melahirkan") adalah cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion). Secara singkat dapat juga dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang gen dan segala aspeknya. Istilah "genetika" diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906.
Meskipun orang biasanya menetapkan genetika dimulai dengan ditemukannya kembali naskah artikel yang ditulis Gregor Mendel pada tahun 1900, sebetulnya genetika sebagai "ilmu pewarisan" atau hereditas sudah dikenal sejak masa prasejarah, seperti domestikasi dan pengembangan berbagai ras ternak dan kultivar tanaman. Orang juga sudah mengenal efek persilangan dan perkawinan sekerabat serta membuat sejumlah prosedur dan peraturan mengenai hal tersebut sejak sebelum genetika berdiri sebagai ilmu yang mandiri. Silsilah tentang penyakit pada keluarga, misalnya, sudah dikaji orang sebelum itu. Namun demikian, pengetahuan praktis ini tidak memberikan penjelasan penyebab dari gejala-gejala itu.
Teori populer mengenai pewarisan yang dianut pada masa itu adalah teori pewarisan campur: seseorang mewariskan campuran rata dari sifat-sifat yang dibawa tetuanya, terutama dari pejantan karena membawa sperma. Hasil penelitian Mendel menunjukkan bahwa teori ini tidak berlaku karena sifat-sifat dibawa dalam kombinasi yang dibawa alel-alel khas, bukannya campuran rata. Pendapat terkait lainnya adalah teori Lamarck: sifat yang diperoleh tetua dalam hidupnya diwariskan kepada anaknya. Teori ini juga patah dengan penjelasan Mendel bahwa sifat yang dibawa oleh gen tidak dipengaruhi pengalaman individu yang mewariskan sifat itu. Charles Darwin juga memberikan penjelasan dengan hipotesis pangenesis dan kemudian dimodifikasi oleh Francis Galton. Dalam pendapat ini, sel-sel tubuh menghasilkan partikel-partikel yang disebut gemmula yang akan dikumpulkan di organ reproduksi sebelum pembuahan terjadi. Jadi, setiap sel dalam tubuh memiliki sumbangan bagi sifat-sifat yang akan dibawa zuriat (keturunan).
Hukum I Mendel Hukum segregasi atau hukum pemisahan alel-alel dari suatu gen yang berpasangan).Pada pembentukkan sel kelamin (gamet), pasangan-pasangan alel memisah secara bebas. Hukum ini berlaku untuk persilangan dengan satu sifat beda (monohibrid).
Hukum II Mendel (Hukum pengelompokkan gen secara bebas atau asortasi).Pada pembentukkan sel kelamin (gamet), alel mengadakan kombinasi secara bebas sehingga sifat yang muncul dalam keturunannya beraneka ragam. Hukum ini berlaku untuk persilangan dengan dua sifat beda (dihibrid) atau lebih (polihibrid).
Setiap sel individu akan memiliki dua gen dan satu dari setiap orangtua. Dua gen ini mungkin atau mungkin tidak mengandung jenis yang sama sifat. Kedua gen akan sama, dan masing-masing gen disebut homozigot untuk sifat. Jika kedua gen memiliki sifat yang berbeda, maka disebut heterozigot. Jika gen bolak-balik, maka mereka disebut alel. Alel menentukan genotipe individu. Alel ini juga ditemukan dalam berpasangan, di mana setiap alel berasal dari masing-masing induk: jantan dan yang lain berasal dari betina. Gen ini bisa diteruskan ketika individu dewasa dan mereka ditularkan ke sperma atau telur. Sejalan dengan hal tersebut,dalam melakukan pembenihan akan  selalu di peroleh keturunan yang merupakan hasil dari perapaduan antara genotif dan fenotif antara jantan dan betina serta adanya interaksi dari lingkingan.
Pada masa pra-Mendel, orang belum mengenal gen dan kromosom (meskipun DNA sudah diekstraksi namun pada abad ke-19 belum diketahui fungsinya). Saat itu orang masih beranggapan bahwa sifat diwariskan lewat sperma (tetua betina tidak menyumbang apa pun terhadap sifat anaknya). Untuk membuktikan teori mendel tersebut maka dilakukanlah pengamatan terhadap pewarisan sifat pada keturunan ikan guppy.

B.     Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana sifat keturunan ikan guppy, sekaligus untuk membuktikan hukum mendel.





BAB II
METODOLOGI
A.    Waktu Dan Tempat
Waktu : Senin, 4 november 2013
Pukul  : 14.00 sampai selesai
Tempat : Lab. reproduksi dan genetika (politeknik pertanian negeri pangkep).
B.    Alat Dan Bahan
Alat
Bahan
Ø  Toples
Ø  Selang aerator
Ø  Batu aerasi
Ø  Selang sipon
Ø  Seser
Ø  Air media
Ø  Induk &   ikan guppy
Ø  Jentik nyamuk
Ø  Pellet (takari)
Ø  Artemia

C.    Prosedur Kerja
1.    Bersihkan wadah / toples.
2.    Isi toples yang telah di bersihkan dengan air, ± setengah bagian dari akuarium.
3.    Masukkan induk ikan guppy jantan dan betina ke dalam akuarium yang sudah dibersihkan.
4.    Perhatikan warna dan bentuk ekor ikan tersebut.
5.    Berikan pakan dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali dalam sehari (pagi dan sore).
6.    Setelah anakan ikan sudah dapat di amati fenotifnya, SR-nya maka di simpulkan bagaimana sifat pewarisannya.




BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.     Hasil
Tabel 1. Induk jantan dan induk betina ikan guppy.

Induk Guppy
Bentuk ekor
Warna ekor
Gambar
Jantan
Kipas
Orange
Betina
bulat
Bening


Tabel 2. Anakan Yang Dihasilkan

Tahap Pemijahan
Jumlah Benih
SR
Awal
Akhir
I
10 ekor
8 ekor
80 %

B.    Pembahasan
Pada praktikum ini, digunakan sepasang induk ikan guppy (jantan dan betina). Induk ikan guppy jantan memiliki ekor yang berbentuk kipas dengan warna orange dan warna hitam yang melintang pada ekor, sedangkan induk betina memiliki ekor berbentuk bulat yang bening. Ikan tersebut di pelihara hingga menghasilkan keturunan yang dapat diidentifikasi warna dan bentuk ekornya.  Berdasarkan hasil yang diperolehanakan ikan gappy yaitu pada jumlah awal diperoleh 10 ekor yang cukup baik dan lincah pergerakannya, kemudian hasil akhir diperoleh 8 ekor disebabkannya karena waktu untuk pemberian pakan tidak tepat waktu.
Pada praktikum kali ini anakan ikan gappy belum dapat dilihat dari segi warna dan segi bentuk karena ukuran masih kecil dan warna belum dapat dilihat, warna masih belum kentara.






BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Jumlah awal benih yang dihasilkan sebanyak 10 ekor, dan pada jumlah akhir larva berjumlah 8 ekor.
Berdasarkan dari hasil praktikum yang dilaksanakan maka dapat disimpulkan anakan induk belum dapat diketahui apakah anakan tersebut membawa gen dari  bentuk ekor (bulat) pada induk betina ataukah  dominan terhadap gen pembawa bentuk ekor (kipas) pada induk jantan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar